Premium Class


Ngomong-ngomong tentang Premium Class ( dalam hal ini pesawat terbang ), ada seorang yang hari-hari ini curhat tentang premiun class. Jadi sekarang saya juga akan curhat tentang premium class. Dia curhat tentang semua keistimewaan dan fasilitas yang di dapat di premium class ( tidak perlu aku jelasin, semua pada tau kan ?) Dia ingin banget naik pesawat dengan premium class, biar keren. Karena kakanya sering naik premium class. Ya kalau aku sendiri, ya ingin sih, tapi kalau gratis, kalau bayar ya tidak ingin. Soalnya buat saya naik Premium class, atau ekonomi, sama aja sih. Kan Landing nya juga sama. Memang Fasiltas di dalam pesawat lebih bagus dan banayak. Tapi buat kami sekeluarga, tidak terlalu perlu. Kami bisa duduk dengan jarak kaki yang cukup dan dapat menoton TV, itu sudah cukup. Masalah makanan di ekonomi juga dapet kok ( tergantung maskapai ). Memang di premium class lebih berfarian menunya. Tapi buat saya di ekonomi sudah cukup.Sebervariannya menu, saya sekeluarga tidak terlalu suka.
Buat saya , dari pada kita ber4 pergi dangan premium class, kok lebih enak kalau uang selisihnya di pakai untuk mengajak yang lain untuk bergabung dengan wisata kami. Bukannya kami anti premium class. Kalau keadaan memaksa dan mengahruskan naik premium class. Ya apa boleh buat. Ya kalau anakku Youtuber terkenal, naik Prremium Class untuk bahan vlog, misal harus ke Singapura untuk orangtua berobat, dan kondisi orangtua tidak akan nyaman di ekonomi. Atau di kasih gratis untuk di review. Ya pokok yang memang mengharuskan naik premium class. Kalau cuma untuk gengsi sih kita males banget. Harga diriku tidak dinilai dari class berapa saya naik pesawat. Lha Pak Presidenku saja kalau pergi di luar dinas negara naik ekonomi. Masa saya mau menaruh harga diri saya hanya dengan class di pesawat.
Kalau merek Airlines memang saya pilih-pilih. Biasaniya kalau domestik ya C atau G , kalau internasional ya minimal G. Biasa cari yang promo, hehehe.... maklum emak-emak. Bukan nya nyombong, tidak mau pakek yang low bugjed. menurut perhitunganku sama aja sih. jadi enak naik yang G atau teman-temannya.Penenr bangan domestik memang saya menghindari L. Memang lebih murah, tapi saya paling benci di diley. Yang emak-emak tampa nanny pasti tau rasanya. Ribet banget, udah gitu di terminalnnya kehabisan temapat duduk. Banyangin berdiri berjam-jam tanpa kejelasan. Puji Tuhan anak saya paling kecil udah umur 5, dulu lebih sengsara lagi. Kalau mau duduk ya harus di Launge, bayar lagi. Bayarnya ber4, kalau makanannya kita tidak seberapa suka ( ya cuma doyan aja). Dari pada menu di launge anak-anak lebih suka menu starbucks atau di pujasera. Nah sebelnya tempat duduk di pujasera juga sering penuh (starbucknya di pujaserajuga). Kalau gitu di terminal baru, jadi lebih nyaman, banyak tempat duduk. Misal kita mau berhemat, tidak usah jajan apa-apa juga masih bisa duduk.
Kalau untuk internasional juga kami menghindari penerbanagana low bugjed. Bawaan kita banyak, karena ber4. Sekarang lebih sedikit, karena Meme udah besar jadi tidak perlu stroller. Pulang pun bawaan kita beranak. Karena belanjaan ber 4 ( si kecil ikutan punya belanjaan ). Dengan pertimbangan itu semua kita naik penerbngan biasa. Dihitung dengan bagasi, dan membutuhkan tv untuk hiburan anak-anak terpaut sedikit,ditambah kita akalli dengan membeli saat promosi.
Ini semua cuma curhat saya. Saya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun. Apabila ada pihak-pihak yang tersinggung, saya ucapkan minta maaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Steak Ayam

Snack

Kita Beda