Berbagi Di Hari Lebaran
Hari ini bertepatan dengan Hari Raya Lebaran. Nah...saya mengajak anak-anak untuk berbagi, sekalian mengajarkan kepda mereka tentang hari Raya Agama yang berbeda. Karena Lebaran identik dengan Lontong opor , maka saya putuskan untuk mebuat lontong opor. Bukan saya yang masak, mama yang masak. Kalau saya bisa pingsan semua.
Jauh-jauh hari kita udah persiapin styrofaom dan kebutuhan yang lain. Kami juga udah jauh-jauh hari memberitahu anak-anak. Kalau kita mau buat Lontong Opor , dan mau di bagiin ke satpam. Mengapa Satpam? Karena mereka merelakan waktunya untuk menjaga Claster , dan mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama keluaaraga mereka. Saya memberi pengertian lagi ke anak-anak. Biasanya pada hari raya Lebaran mereka yang beragama Muslim beribadah, lalu bermaafan kepada orangtua dan sanak keluarga. Sama seperti kita waktu Imlek. Setelah itu bersantap bersama keluarga. Bedanya dangan kita mereka menyantap lontong opor, kita menyantap misua. Jadi kita harus berterimakasih kepada mereka. Jadi ceritanya mau ganttin waktu mereka yang seharusnya mereka gunakan untuk berlebaran bersama keluarga. Anak-anak juga sudah di ajari untuk salaman dan ngucapain “ mohon maaf lahir dan batin.”
Udah dari sehari sebelumnya kita mempersiapkan masakannya (nyicil gitu). Pada hari H nya kita semua bangun pagii, udah berasa ikut lebaran. Buat Opornya, ambil pesanan lontong, menata styrofoam. Sibuk banget (sama seperti kalau kita Imlek). Lha beruntung karena mama ku, dan adikku juga datang, jadi banyak yang bantu. Rame deh.... cepat selesainya.
Setelah di pack, berangkat untuk berbagi. Cece bawa keranjang yang berisi lontong opor. Meme naik sekuter, aunty naik sepeda, dan saya jalan, kita meuju gerbang claster. Kita mau membagikan lontong opor. Sampai di pos, langsung kita menyalami pak saptam, lalu membagikan lontong opor. Kami berharap sedikit lontong kami dapat mengantikan kerinduan mereka untuk berkumpul dengan sanak keluarga.
Jauh-jauh hari kita udah persiapin styrofaom dan kebutuhan yang lain. Kami juga udah jauh-jauh hari memberitahu anak-anak. Kalau kita mau buat Lontong Opor , dan mau di bagiin ke satpam. Mengapa Satpam? Karena mereka merelakan waktunya untuk menjaga Claster , dan mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama keluaaraga mereka. Saya memberi pengertian lagi ke anak-anak. Biasanya pada hari raya Lebaran mereka yang beragama Muslim beribadah, lalu bermaafan kepada orangtua dan sanak keluarga. Sama seperti kita waktu Imlek. Setelah itu bersantap bersama keluarga. Bedanya dangan kita mereka menyantap lontong opor, kita menyantap misua. Jadi kita harus berterimakasih kepada mereka. Jadi ceritanya mau ganttin waktu mereka yang seharusnya mereka gunakan untuk berlebaran bersama keluarga. Anak-anak juga sudah di ajari untuk salaman dan ngucapain “ mohon maaf lahir dan batin.”
Udah dari sehari sebelumnya kita mempersiapkan masakannya (nyicil gitu). Pada hari H nya kita semua bangun pagii, udah berasa ikut lebaran. Buat Opornya, ambil pesanan lontong, menata styrofoam. Sibuk banget (sama seperti kalau kita Imlek). Lha beruntung karena mama ku, dan adikku juga datang, jadi banyak yang bantu. Rame deh.... cepat selesainya.
Cece bawa keranjang |
Setelah di pack, berangkat untuk berbagi. Cece bawa keranjang yang berisi lontong opor. Meme naik sekuter, aunty naik sepeda, dan saya jalan, kita meuju gerbang claster. Kita mau membagikan lontong opor. Sampai di pos, langsung kita menyalami pak saptam, lalu membagikan lontong opor. Kami berharap sedikit lontong kami dapat mengantikan kerinduan mereka untuk berkumpul dengan sanak keluarga.
saat nya berbagi |
senyum bapak satpam juga membuat kami bahagia |
Slamat Hari Raya Lebaran.
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Komentar
Posting Komentar