Buah


Yup.... kapan hari ada artis yang jadi trending gara-gara tidak bisa membuka salak. Langsung tu di buli, ya walaupun ada yang bela. Kalau aku sih tidak bela dan tidak buli. Hehehe... tau kelemahan diri sendiri soalnya. Aku salah satu orang yang tidak bisa mengupas salak. Sebenarnya bukan tidak bisa caranya. Buah itu  buah kesukaan ku. Rasanya manis kadang hambar, dengan tekstur kering dan renyah. Salak juga sudah akrab dengan aku dari aku kecil, permasalahan nya adalah akutidak suka apabila jari ku kemasukan sedikit duri ( kesusuben). Orangtua ku suka membeli buah salah di pinggir jalan. Sepertinya itu dari perkebunan langsung. Karena pinggir jalan keluar kota. Antara Magelang dan Jogja. Nah... kalau langsung dari petaninya, itu buah tidak dibersihkan. Masih ada bongkol juga. Yang pasti lebih murah juga. Karena banyak duri lembutnya maka aku sering kesusuben, jadi kalau terpaksa tidak ada yang mengupasnya, aku potong ujung buah yang runcing pakai gunting. Kebiasanan sampai nikah. Nah tu Yayank selalu mebukakan aku salak.
Sebenarnya tidak salak aja sih. Apel juga aku kalau buka ama potong tidak sebagus seharusnya. Ya gimana aku dari kecil kalau makan apel langsung sih, tak pakai kupas dan potong. Sejak gigi di kawat dan mulai gigiku tidak boleh meniggigit aku tidak lagi memakan apel secara langsung. Aku potong aja sesuka aku. Pokok jadi potongan kecil biar aku bisa dengan mudah mengunyah tanpa harus menggigit. Nah... si Yayank yang sering mengupas dan memotong nya buat aku. Katanya “ biar apelnya terpotong dengan seharusnya.”  Apalagi kalau kupas mangga. Astaga aku paling geli. Aku tidak bisa kalau tanganku memegang sesuatu yang langsung lengket dengan tangan. Lalu berasa glie glier aduh geli nya sampe bulu tengkuk berdiri. Tidak bisa banget aku. Jadi pasti Yayank yang mengupaskan. Kalau mangga biasanya aku tidak suka. Kecuali manis banget, soalnya aku liat orang makan mangga keasaman, gigiku udah linu sampai berdenyut di kepala. Jadi aku tidak suka dengan mangga.
Sebenarnya itu semua karena dari kecil tidak bisa melakukannya sendiri. Karena dari kecil apa-apa pembantu jadi manja. Tapi aku yang lebih manja sih. Walaupun anak pertama. Karena cucu dalam pertama jadi aku lebih dimanja kakek nenek. Waktu kecil mau apa apa tidak boleh ya jadi kebiasaan di layani pembantu, jadi aku apa-apa tidak bisa. Maka dari itu aku membiarkan anak-anak ku membantu semua pekerjaan rumah. Apalagi memang saya sengaja tidak pakai pembantu. Jadi anak saya untuk ukuran anak seusianya sudah cukup dewasa. Walaupun mereka tidak mahir menggunakan pisau. Tapi mereka bisa melakukan pekerjaan yang seharusnya mereka belum bisa. Contoh membuang sampah, menyapu, mengepel, cuci mobil, siram tanaman. Bahkan Cece bisa masak mie, mengoreng telur dan memasak air untuk membuat minuman. Pokok mereka sudah bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri. Walaupun aku akui kalau tidak bersih. Tapi kami berdua bangga punya anak yang mandiri seperti mereka.
Sekian curcol saya. Ya kalau tidak berkenan silahkan diabaikan. Apabila membantu di kehidupan, saya pun bersyukur dan berterimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Steak Ayam

Snack

Kita Beda